Monumen Nasional atau yang disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 137 meter (433 kaki) yang terletak tepat di tengah lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monas didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dalam pemerintahan kolonial kekaisaran Belanda.

    Pembangunan dimulai pada 17 Agustus 1961 dibawah pemerintahan presiden Soekarno dan diresmikan sehingga dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975. Tugu Monas ini pernah direnovasi yang pertama pada tanggal 12 Agustus 1995, renovasi kedua 17 Agustus 2005, dan yang ketiga 17 Agustus 2015. Tugu Monas ini dengan berkepemilikan atas nama Pemerintah Indonesia. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban, dan Ir Rooseno selaku konsultan dengan kontraktor utama P.N. Andhi Karya (tiang fondasi). 

    Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang dilambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala dari rakyat Indonesia. Disekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka dipenuhi pengunjung yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan melakukan berbagai aktivitas dalam taman.

     Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan konsep pasangan universal yang abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga yang melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta melambangkan siang hari, sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni yang melambangkan perempuan, elemen yang pasif dan negative serta melambangkan malam hari.
    
    Lingga dan yoni merupakan lambing kesuburan dan kesatuan harmonis yang paling melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang “alu” dan “Lesung” , alat panumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia. Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi 17 meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.

   Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. 

    Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Order Baru. Diorama ini dimulai dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia. Mulai masa pra sejarah, masa kemarahan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawanan nasioanal pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke 20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi hingga masa Orde Baru pada masa Pemerintahan Soeharto. 

    Di bagian dalam cawan monumen terdapat ruang kemerdekaan berbentuk amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar dari pintu sisi utara dan selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan Kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disimpan dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambing negara Indonesia, peta kepulauan Negara Kesatua Republik Indonesia berlapis emas dan bendera merah putih dan dinding yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Di dalam ruang kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia.

    

    Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang melmbangkan keabadian, serta bungai Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. 

     Pintu ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan membuka seraya mendengarkan lagu “Padamu Negeri” diikuti kemudian oleh rekaman suara Soekarno tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Pada sisi selatan terdapat patung Garuda Pancasila sebagai lambang negara Indonesia terbuat  dari perunggu seberat 3,5 ton berlapis emas.

     Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan dimuliakan Sang Saka Merah Putih, yang aslinya dikibarkan pada 17 Agustus 1945. Akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak dipamerkan. Sisi utara dinding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara berlapis emas, melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

CARA MEMBUAT KUE CUCUR

PRAMUKA SMK N 1 PURWODADI